Jumat, 22 Mei 2015

في ترحيب مدرسة المعلمين المحمدية بيوكياكارتا -1


كان الجو معتدلا عندما نقرأ البريد الإلكتروني من مسؤول المعهد الأسبوع الأول من هذا الشهر, فلا يخطر ببالنا أن علينا الذهاب إلى يوكياكارتا مرة أخرى استجابة للدعوة من إحدى المدارس المحمدية الإسلامية هناك, حيث إننا قد قمنا من قبل بالرحلة البيئية إلى يوكياكارتا مع مجموعة المسلمات الرحالات (حاملات الحقيبة) التي أسسها فاطمة خيري المعروفة باسم إيما زهراء في الفضاء الإلكتروني

فإذا كانت زيارتنا الأولى يوكيا مع مجموعة المسلمات الرحالات تحت مهمة الجولة فإن حضورنا الثاني يهدف إلى إلقاء الدروس التي تتعلق بأهمية اللغة الأجنبية – خاصة اللغة العربية والإنجليزية – للجيل المعاصر




رغم أن البرنامج سيكون ليلة الإثنين 10 مايو إلا أننا قد حضرنا في يوكيا يوم السبت مساء للاستعداد التام والتعارف بيننا ومسؤولي البرنامج بل والطلبة المشاركين

تعجبنا على غاية الترحيب والخدمات والإكرام من قبل مشرفي المعهد منذ وصولنا حتى رجوعنا حيث إنهم كانوا في بداية حضورنا في باب خروج المحطة يرحبون بنا ترحيبا حارا مع أن المطر كان ينزل غزيرا

"خذ واستخدم هذه المظلة" طلب منا أيمان أن نركب سيارة المعهد التي في الموقف عند أول مقابلتنا

"المطر غزير فاشترك معنا بمظلتك" رددناه

"أنتما أولا.."

"طيب فانتظر حتى أرجع بمظلتك"

مشينا هنيئين حتى وصلنا السيارة في الموقف

"مرحبا بكما في يوكياكارتا" قال إيريك من داخل السيارة

"مرحبا بكم."

وعندما ألتفت باتجاه باب خروج المحطة, صرخ شخص من ورائنا

"أنا حاضر"

فإذا هو أيمان قد جرى بدون المظلة تحت المطر

"لماذا لاتنتظرنا حتى آتيك بمظلتك؟" قلنا له

"لا بأس به هيا نذهب"

أجاب أيمان متبسما وركب السيارة معنا

بدأنا الكلام بالتعارف بيننا حتى تكلمنا عن كثير من الموضوعات تربوية ولغوية وسياسية وأسرية وغيرذلك من الموضوعات المعاصرة

جرت السيارة اتجاه المعهد ومازال المطر ينزل ونحن في حنان الترحيب من صاحب الدعوة ...

Selasa, 12 Mei 2015

LAHIRNYA 'KELANA LANGIT'

Kaji kitab rutin malam Sabtu-an pun dimulai kembali (08 Mei 2015) setelah hampir dua minggu libur. Saya tidak bisa hadir mendampingi jamaah mesjid membaca kitab gundul, karena diamanahi Kelana Cahaya Tour mendampingi jamaah umrah sejak 22 April 2015 sampai 01 Mei 2015.  

Ada yang menggembirakan pada pertemuan malam Sabtu-an tersebut. Beberapa jamaah sepuh mulai berani membaca kitab tak berharakat. Padahal beberapa pertemuan ke belakang tulisan Arab gundul masih asing sama sekali bagi mereka. 

"Saya coba ya ustadz. Tapi tegur saya kalau salah baca." Salah seorang jamaah yang pernah  tinggal lama di Saudi Arabia menjadi tenaga kerja Indonesia pun mulai membaca.

"Mangga, insya Allah Pak Haji. Untuk itulah saya hadir di sini."

Jawab saya semangat. Saya terharu mendengarnya.Berani membaca saja sudah menjadi satu kebanggaan bagi saya. 

Saya pun mengingatkan kunci utama dalam membaca kitab gundul. Diantaranya, kalau ada huruf jar (min, ila, li, 'ala, dsb) masuk pada satu kalimat, jangan ragu untuk men-jar-kan. Umumnya, ciri jar-nya adalah kasrah.
Beberapa kali saya simak, alhamdulillah mereka dapat mempraktikkannya dengan mudah. 

Jumlah anggota kami tidak lebih dari 10 orang. Bagi kami saat ini, jumlah tidak terlalu penting. Sebab yang terpenting adalah konsistensi. Saya sendiri sudah berkomitmen, bahkan satu atau dua orang pun yang hadir, baca kitab akan terus berjalan. 


***
Sepulang ke rumah, saya menceritakan semangat bapak-bapak tersebut pada istri. Dia pun tersenyum senang dan mendukung baca kitab rutin malam Sabtu-an kami.

Di sela-sela obrolan, istri menanyakan sekaligus menyarankan nama kelompok baca kitab kami. 

"Iya ya, kenapa tidak terpikir dari awal." Saya pun menyesalkan kenapa tidak dari dulu terbetik ide nama ini.

Tapi saya beralasan sendiri, karena pada awalnya saya mengkhawatirkan apakah kelompok kami ini akan konsisten diikuti para jamaah atau tidak. Saat saya optimis atas semangat bapak-bapak jamaah yang sangat tinggi, dan istri saya menyarankan nama kelompok ini, pucuk dicinta, ulam pun tiba.
"Apa ya nama yang menarik?"

"Bagaimana kalau KELANA LANGIT?" Istri saya menyodorkan nama. 

"Jadi kelompok ini diharapkan bisa menjadi pengelana dalam mencari hikmah-hikmah dari langit dengan cara mengikuti kajian kitab ini. Mudah-mudahan, para anggota pun kelak dapat bersahabat dengan para penghuni langit."

Saya gegas memeluk istri. 

"Setuju. Terima kasih idenya." Saya tersenyum senang. 

Insya Allah, mulai malam Sabtu depan, akan ada 'bayi baru' kelompok baca kitab kami, KELANA LANGIT. 

Kawan-kawan yang ingin bergabung membaca, atau sekadar menyimak, mangga hadir tiap malam Sabtu ba'da Isya di Mesjid As-Sa'adah Ciganitri-Bandung.

Selasa, 12 Mei 2015
Jelang malam sambil menemani istri mengisi pelatihan menulis 
bagi siswa Madrasah Mu'allimin Yogyakarta 

  

Rabu, 08 April 2015

DOWNLOAD CEPAT DENGAN INDIHOME


“La tansaana, ya Hakeem. (Jangan lupakan kami ya) ” Pesan Nafi’, seorang kawan berkebangsaan Mesir, bersuara merdu kalau berdendang syair atau mengaji.

“Thab’an laa. Ha natawashal dayman ‘abra al-internet, masyi? (Ya, tentu. Kita akan selalu berkomunikasi lewat internet, oke?)  Saya meyakinkannya.

“Assalamu’alaikum.” Saya menutup dialog karena harus segera boarding.

Saat itu saya pamit meninggalkan kampung halaman kedua setelah Indonesia. Satu negeri yang dikenal dengan sebutan negeri seribu menara. Saya lambaikan tangan seraya berucap, ilaa al-liqa’ (sampai berjumpa kembali). Bibir ini enggan melontarkan kata, wada’an (selamat tinggal) Sebab berharap suatu saat bisa kembali lagi.

Rasa hati antara sedih dan gembira kala itu bercampur aduk. Sedih lantaran harus meninggalkan negeri yang mengayakan diri ini dengan ilmu. Gembira karena saatnya berkumpul dengan keluarga di tanah air.

***

Sepulang ke Indonesia, saya kerap berkomunikasi dengan si Nafi’ melalui jejaring sosial. Bertukar kabar soal kondisi Mesir terkini. Terutama aktifitas dia mengajar mengaji. 

Selain itu, dia sesekali mengirim link-youtube rekaman penampilan Nasheed dia ke saya. ٍTerlebih saat ramadhan tiba dan dia kerap diundang stasiun televisi untuk bersenandung atau mengaji.

Tukar sapa lewat jejaring sosial terbilang lancar. Tapi ketika harus membuka youtube atau download link yang dia kirim, saya nyerah deh. Saya kesulitan membukanya. Pasalnya? Memang kuota internet-nya terbatas dan lelet.

Sesekali saya coba membukanya di warnet. Wah, sama saja. Apalagi kalau sedang penuh pengunjung. Kuotanya pasti saling berebut. He he.

“Eh ra’yak fi ‘ardh bita’I ana? (Bagaimana menurutmu penampilanku?) tanya Nafi’ satu ketika.

“Hm..kuways (hm, oh bagus)Jawabku agak tersendat. Saya sendiri belum membuka seluruh link-
nya tersebab internet tidak kencang. Yang saya tahu suara dia memang bagus.

Cukup lama saya jarang membuka link-link penting di youtube kiriman Nafi’ karena terkendala jaringan—kecuali ketika beberapa bulan saya tinggal di Eropa, karena internet di sana ‘ngacir abis’—akhirnya belum lama ini saya dikabari kawan yang telah memasang IndiHome.



***
“Aiwah!” Saya terangguk-angguk gembira.

Katanya, Indihome memuat tiga layanan utama. Pertama, Telepon Rumah (Voice); Kedua, Internet on Fiber atau High Speed Internet; Ketiga, layanan Usee TV Cable. Biasa juga dikenal dengan Interactive TV.


Keunggulan IndiHome adalah 100 % kabel yang digunakan adalah Fiber Optic, bukan lagi Kabel Coax/tembaga. Wah, kalau sudah Fiber Optic yang digunakan, maka Bandwidth-nya up to 100 Mbps, sangat stabil, tidak perlu perawatan secara berkala, lebih tahan dari gangguan gelombang elektromagnetik, dan dipastikan aman dari sambaran petir.

Saya tersenyum renyah. Apalagi saat IndiHome menawarkan GRATIS nelpon 1000 menit lokal atau interlokal per-bulan.

Senyum saya kian merekah. Terutama karena ada 18 TV lokal dan 81 TV Internasional yang disiarkan IndiHome dengan layanan Interactive TV. Maksudnya, bisa menayangkan ulang acara live TV tertentu dalam rentang waktu 7 hari ke belakang (TV on Demand), bisa pula menikmati fitur Pause and Rewind, dan Recorder TV. 


Berarti dengan hanya memasang IndiHome, kita sudah memperoleh tiga layanan sekaligus. Belum lagi terdapat fasilitas tambahan lain jika berminat. Fitur tambahan tersebut berupa wifi, selular, digital  music, global call, dan Home automation. Delapan layanan dalam satu paket tersebut (Octuple Play) tentu demi mendukung perkembangan gaya hidup dan kebutuhan kita.

"Seperti kamu yang kepayahan men-dowload link video kiriman teman kamu di Mesir, video kajian ilmu yang berbobo langsung dari para pakar dari Timur Tengah, maka dengan paket IndiHome ini, semua bisa teratasi," Paparnya.

"Ditambah lagi, sebagai penyuka tayangan olahraga, film dokumenter, atau berita luar negeri, kamu bisa terpuaskan dengan layanan three in one ini. Coba deh!" Jelasnya.

Hm, saya berpikir menerawang. Sumringah dong.

Meski terbentang jauh dari kawan saya di daratan Afrika sana, namun dengan layanan internet yang kencang dari Indihome, saya tidak akan lagi kesulitan mengaskses link yang dia kirim untuk saya. Terutama yang berisi banyak kajian ilmu yang tidak dapat saya peroleh langsung dari Mesir.

Jadi, usai berkelana dan menetap di Indonesia, IndiHome dari TELKOM  akan jadi pilihan.




Nikmat Yang Kerap Terlupa

Anas bin Malik RA bercerita, ada dua orang bersin di dekat Nabi Muhammad SAW. Beliau mendoakan (tasymit) salah seorang dari keduanya, namun tidak mendoakan seorang yang lain. Ditanyakan alasannya, Rasul menjawab, "Sebab, orang yang satu mengucapkan 'alhamdulillah', sedangkan yang satu lagi tidak membacanya." (HR Bukhari).

Jadi, orang yang bersin dan tidak membaca alhamdulillah, tidak layak didoakan karena tidak syukur nikmat. Padahal, bersin termasuk salah satu nikmat dari Allah SWT yang manfaatnya sangat besar. Menurut Ibnul Qayyim, bersin dapat mengeluarkan uap dari dalam otak yang jika dibiarkan akan berbahaya. (Zadul Ma'ad 2: 438).

Bersin merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah masuknya zat asing ke dalam tubuh. Ketika bersin, udara kotor keluar dengan keras melalui hidung dan mulut berkecepatan sekitar 161 km/jam.

Bahkan, Dr Michael Roizen, wellness officer Cleveland clinics menegaskan, bersin merupakan kegiatan yang positif karena berfungsi membersihkan faring (rongga antara hidung, mulut, dan tenggorakan). Dalam Syarh Riyadhus Shalihin, Syekh Utsaimin mengutarakan, bersin dapat menggiatkan otak dan meringankan tubuh.

Untuk itulah, setelah bersin, sejatinya membaca hamdalah sebagai bukti syukur kepada Allah SWT. Rasul bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian bersin, ucapkan 'alhamdulillah' (segala pujian bagi Allah). Dan hendaklah orang yang mendengarnya mendoakan dengan ucapan yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu). Dan orang yang bersih tadi membaca doa yahdikumullahu wa yushlihu balakum (semoga Allah memberikan hidayah dan memperbaiki keadaanmu)." (HR Bukhari).

Hamdalah merupakan doa paling utama. (Lihat hadis riwayat Tirmidzi). Imam Al-Sindi menyatakan, hamdalah mengandung pengertian dua jenis (fungsi) doa, yaitu menyanjung (tsana`) dan mengingat Allah SWT (zikir); serta mengajukan permohonan (thalab) agar nikmat ditambah.

Padahal, dengan berzikir saja, Allah menjamin akan memberikan lebih dari yang diminta. "Siapa orang yang lebih sibuk mengingat-Ku (berzikir) daripada meminta sesuatu kepada-Ku, ia akan Aku berikan sesuatu melebihi yang orang-orang mohon." (Hadis Qudsi).

Lain bersin, lain pula menguap (tatsâ`ub berarti layu dan malas). Menguap terjadi karena minimnya oksigen dalam tubuh. Biasanya, orang menguap saat kondisi tubuh lelah, malas, bosan, atau mengantuk. Karenanya, Nabi SAW bersabda, "Menguap itu dari setan. Oleh karenanya, jika menguap, tahanlah sebisa mungkin. Sebab, jika orang menguap hingga terucap 'ha', setan tertawa menyaksikannya." (HR Bukhari).

Setan tertawa gembira karena menyukai kemalasan. Sedangkan Islam sangat anti dengan kemalasan dan menganjurkan umatnya untuk giat beramal. Nabi SAW pun selalu berlindung dari sifat malas (kasal). Wallahu a'lam.

Selasa, 29 Juni 2010, 08:39 WIB
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/06/28/122135-nikmat-yang-kerap-terlupakan

Rabu, 01 April 2015

CATATAN GURU [1] TANGIS DAN TAWA


Malam Sabtu, bakda Isya minggu lalu, kami sama-sama terhenyak. Saya dan jamaah kecil pengajian kitab di mesjid kampung kami ditohok salah satu ungkapan seorang penyair Arab. Kata-katanya menusuk kalbu kami. Rangkaian kalimatnya membuat kami merenung dalam-dalam.

“Ibumu melahirkanmu dalam keadaan kamu menangis, wahai anak cucu Adam. Sementara orang di sekelilingmu tertawa gembira (dengan kehadiranmu)
Maka (gemar) berbuat baiklah kamu. Supaya ketika orang-orang menangis di hari kematianmu, kamu justru tersenyum bahagia.”
***
Ketika kepergian orang ditangisi, pertanda dia orang berharga. Biasanya kebaikannya terhadap orang lain pun banyak. Sehingga dia menyimpan kesan mendalam di hati orang-orang. Inilah tipe orang bahagia. Orang-orang menangis di hari kematiannya, sementara dia sendiri tersenyum karena tak lama akan menuai hasil amal baiknya.

Lain halnya orang durjana dan durhaka. Kematiannya dirindukan orang akibat sikapnya yang meresahkan. Orang-orang gembira dengan kepergiaannya, sementara dia sendiri menangis dan menderita di alam barzakh karena kelakuan buruknya.
***
Setelah satu setengah jam berlalu, saya menyuruh para perindu ilmu itu untuk menutup kitab. Tuntas sudah dua bahasan (Al-Abhats Al-‘Arabiyyah; kupas bahasa Arab dan Al-Abhats Al-Balaghiyyah; kupas keindahan bahasa Arab:Balagah) dari lima bahasan utama dari setiap hadis yang dipaparkan Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Guru besar di Universitas Umm Al-Qura, Mekkah dalam bukunya, Min Kunuzi Al-Sunnah (terjemah bebas; Mutiara Sunnah)

“Insya Allah Jumat depan kita lanjutkan pada Al-Abhats Al-Nahwiyyah (Kupas Nahwu;Gramatika Bahasa), Al-Ta’rif bi Ar-Rawi (Mengenal perawi hadisnya), dan Asy-Syarh Al-Adabiy (Paparan Sastrawi) dari hadis pertama kitab ini” Pungkas saya.

Kali kedua pertemuan tersebut menyisakan PR besar untuk kami soal tangis dan tawa. Sebab tak mudah menjadi manusia yang ditangisi kepergiaannya oleh karena jasa dan budi baiknya.

*Catatan ringan dini hari ditemani suara guyuran hujan di langit Ciganitri
   


Sabtu, 28 Maret 2015

Kuucap Cinta di Bebek Kaleyo Bandung

Tiba-tiba saja, sepulang saya menyampaikan materi hikmah jumah dan membuka pintu rumah, pikiran saya menerawang dan bertanya-tanya dalam hati, apa kabar istri saya di Jakarta sana ya. Apakah dia baik-baik saja? Dia saat itu sedang memenuhi undangan rekannya untuk salah satu proyek kerja promosi salah satu film.

Mengingatnya, sontak pula terbersit dalam memori saya salah satu ungkapan bijak, "Orang terbaik adalah yang paling baik perlakuannya terhadap istri (keluarga)" Perkataan bijak yang kerap saya renungi kala memutuskan menikah.

Saya tersenyum, lalu mulai berpikir apa ya hadiah menarik yang saya berikan kepadanya akhir pekan ini. Murah harganya tapi mewah nilainya. Hm, saya pikir-pikir, kenapa tidak nraktir makan di luar saja ya. Menyantap makanan sekaligus membeli suasana nyaman untuk ngobrol sama pasangan.

Beberapa kali kami melewati perempatan Paskal-Pasteur kalau ada kerjaan yang harus saya selesaikan di daerah Sukajadi, sekian kali itu pula mata saya selalu tertarik melirik tulisan besar di atas sebuah bangunan asri yang terletak di area nan luas, BEBEK KALEYO. Suatu kali saya sempatkan mengintip suasananya. 

Saya buka internet untuk menelusuri jejak BEBEK KALEYO itu. Terhubung langsung ke situs: www.bebekkaleyo.com. Wah, ini dia kuliner bandung dan tempat makan murah dan enak di bandung. Akankah ini akan menjadi hadiah menarik dari saya untuknya?! Hadiah dari saya si penyuka yang murah untuk si istri berselera tinggi, penyuka nuansa elegan dan kenyamanan!

***

Sabtu siang saya meluncur membonceng istri di atas sepeda motor. Sesampai di ujung jalan pasirkaliki tepat di dekat jembatan layang pasupati, saya masukkan motor dan memarkirkannya di area parkir nan luas.

"Ini tempatnya!"
Area parkir luas dan sejuk


Saya turun dan segera memesan meja di bawah pohon cukup rindang. Saya ambil nomor 27. Lalu duduk dekat plang PESAN BUNGKUS, karena cukup enak udaranya.
Meja dekat petunjuk ini mojok dan nyaman


Setelah mengikuti 4 langkah bahagia ala Bebek Kaleyo: 1. Memilih menu bebek sesuai selera, 2. lanjut menuju meja prasmanan untuk memilih minuman, sayuran, dan menu lainnya, 3. membayar bon di kasir, dan 4. selamat menikmati lezatnya makanan dan nyamannya suasana! Kami berbincang santai dan berkencan.

Bebek muda sambal ijo khas bebek kaleyo
Di sela-sela kencan, kerap terucap kata-kata romantis karena tempatnya sengaja saya pilih yang enak dan nyaman.

"Terima kasih sudah menjadi istriku, menemani segenap perjuangan hidupku, tanpa lelah dan kesah. Mudahan aku menjadi suami terbaik untukmu. Ingatkan jika ada salah dan khilaf. Jiwa ragamu satu-satunya untukku, kini, esok, dan selamanya."

Westafel berkarpet rumput.
Terima kasih BEBEK KALEYO 14!

Akhirnya saya bisa mewujudkan keinginan saya memberikan hadiah yang sesuai dengan bayangan dan selera kami, khususnya istri saya. Rasa bebeknya lezat dan enak. Dagingnya lembut, tidak alot. Kebayang kan kalau alot, pasti kencan kami terganggu.

Bukan hanya itu, fasilitasnya lengkap, ramah lingkungan, dan sangat kondusif untuk kami, sepasang pecinta kuliner murah dan enak.

Ada wifi, mushala, toilet yang bersih, taman-taman, kolam ikan, dan area parkit luas. Lokasinya pun strategis. Dari bandara Husen hanya berjarak 3 km. Ditempuh kurang lebih 10 menit berkendaraan. Demikian halnya jarak dari stasiun Bandung. Jika datang dari arah Jakarta dan keluar pintu tol Pasteur, cukup menghabiskan sekitar 15 menit untuk dapat sampai di tempat ini.
Kaleyo outlet ke-14 di seluruh Indonesia

Nuansa nyaman untuk family 

Jadi, untuk mendukung nuansa demi membahagiakan pasangan, keluarga, anak, merajut aneka rasa: Rasa lidah, dan Rasa Cinta, di sinilah tempatnya! Bebek Kaleyo! Pilihan kuliner bandung dan tempat makan enak dan murah di bandung

Jumat, 27 Maret 2015

Memilih Pemimpin

Jumat ini (27/03) saya diberi amanah untuk menyampaikan khutbah Jum'at di mesjid dekat rumah. Permintaannya sendiri sudah diutarakan pihak mesjid sejak dua minggu lalu. Merasa sedang kosong jadual, dan tidak merencanakan perjalanan, saya mengiyakan saja dengan mantap. InsyaAllah, siap!

Sempat bingung memilih tema, akhirnya saya jatuhkan pilihan tema pada persoalan memilih pemimpin. Tema ini saya pikir cocok dan menarik, sebab tak lama lagi di desa kami akan digelar hajat akbar, yaitu pemilihan kepala desa. Kurang sepuluh hari menuju acara besar tersebut, saya berharap kita dapat meluruskan kembali pemahaman tentang hakikat kepemimpinan, khususnya menurut kacamata Islam.  Kepemimpinan sangat diperhatikan dalam Islam, Kenapa?